Cari Blog Ini

Jumat, 17 September 2010

Penetran Test

Dasar-Dasar Penetran Testing

Die Penetran Test atau Color check
Dari berbagai macam pengujian tidak merusak salah satunya adalah dengan penetran test. Cara pengujian yang tanpa menggunakan alat bantu electronic ataupun semacamnya namun menggunakan media chemical penetran dan defeloper.
Prinsip kerja
Prinsip kerja penetran test adalah memanfaatkan metoda sifat kapilaritas cairan. Apabila terdapat celah kecil apabila diberi cairan maka celah tersebut akan menyedot cairan sehingga celah tersebut akan berisi cairan. Dengan memanfaatkan cara inilah penetran test sebagai metoda pengujian dilakukan.
Color check banyak digunakan untuk memeriksa material stenlles steel, besi, carbon steel dan lain sebagainya.
Ada 2 jenis pemeriksaan menggunakan penetran test, yaitu:

1. Penetran fluoresen yaitu pengujian penetran test yang dilakukan dengan bantuan sinar ultraviolet. Cairan ini mengandung zat warna yang akan berfluorensi bila disinari dengan sinar ultraviolet. Sama halnya dengan phosphor apabila kena cahaya makan bersinar atau menimbulkan cahaya yang akan menunjukan letak retakkan material. Cara ini biasanya digunakan untuk material atau barang-barang yang lebih membutuhkan sensitifitas lebih tinggi, missal: baling-baling pesawat.

2. Penetran non Fluoresen yaitu pengujian ini dapat dilakukan langsung secara visual langsung tanpa bantuan sinar ultraviolet. Cairan ini mengandung zat warna yang memiliki sifat kontras yang tinggi pada ruangan terang. Dan cara kedua ini yang paling banyak digunakan karena dalam pemakaiannya paling mudah dan efisien.

Metode ini biasanya digunakan untuk mendeteksi permukaan terbuka di non-ferromagnetic material.
I. Chemically cleaned
Untuk membersihkan permukaan dari material tersisa misal, gemuk, kotoran dll. Dari permukaan yang akan diuji.
I. Penetrant
Dengan sistem capillarity pentrant akan masuk ke celah yang terbuka (crack)
I. Bersihkan kelebihan Penetrant
II. Developer powder


Ket :
A > Pada gambar A terlihat bahwa material yang sudah dibersihkan disemprot secara merata dengan penetran dipermukaan materian tersebut, biarkan penetran masuk kedalam celah material biarkan selama 5 -10 menit (Dwell Time).
B > Setelah itu bersihkan penetran dengan kain, namun semprotkan terlebih dahulu cleaner pada kain agar penetran yang menempel pada permukaan lebih bersih. Jadi penetran yang tersisa hanya pada celah apabila terdapat retak.
C > Kemudian setelah itu semprotkan developer pada permukaan material tersebut dan diamkan beberapa saat.
D > Apabila terdapat indikasi keretakan maka cairan penetran yang yang masuk kedalam celah tersebut akan terlihat dikarenakan daya kapilaritas, dalam hal ini berat jenis developer lebih ringan dari pada penetran jadi cairan developer akan mengisi pada celah tersebut sedangkan cairan penetran akan naik keatas permukaan.
PROSEDUR ASME V
ARTICLE 6
- T-621 – Written Procedure Requirements ðTable T-621
- T-642 – Surface Preparation / Cleaning
- T-643 – Drying after Cleaning
- T-671 – Penetrant Application ð T-672 – Dwell Time ð Table T-672
- T-673 – Excess Penetrant Removal
- T-674 – Drying after Excess Penetrant Removal
- T-675 – Developing
- T-676 – Interpretation
- T-680 – Evaluation
- T-690 – Documentation
- T-652 – Technique Standard Temperature
- T-653 - Technique Standard Temperature
- T-654 – Restriction
Kelebihan
- Pengoperasiannya mudah
- Metode terbaik untuk surface breaking cracks di non-ferrous metals.
- Quantative.
Kekurangan
- Terbatas hanya untuk cacat permukaan terbuka.
- Kurang sensitivity.


Salam

Oki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar